Ipotnews - Harga logam dasar berguguran, Selasa, karena trader dan investor di Asia lebih berhati-hati menyusul sesi reli harga yang kuat, sebagian didorong oleh perdagangan spekulatif.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange anjlok 1,4% menjadi USD9.690 per metrik ton pada pukul 13.50 GMT, demikian laporan Reuters, di Hanoi, Selasa (23/4).
Sementara, kontrak tembaga Juni yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange merosot 2,7% menjadi 77.950 yuan (USD10.758,25) per ton.
Trader mengatakan kejatuhan tersebut dipicu meredanya eskalasi di Timur Tengah, yang mendorong uang menuju aset yang dapat di-hedging terhadap kenaikan inflasi, seperti logam.
Salah satu broker mengatakan sentimen perdagangan di Asia relatif lemah, dan broker lainnya mengatakan aksi jual tersebut kemungkinan merupakan koreksi setelah lonjakan harga baru-baru ini.
Tembaga LME tercatat masih melambung 9% sepanjang bulan ini dan berada di dekat level resistance yang kuat USD10.000.
Tembaga SHFE memecahkan rekor tertinggi baru hampir di setiap sesi sepanjang April, didukung perdagangan spekulatif, lindung nilai terhadap inflasi yang kaku, gangguan pasokan pada beberapa logam dan data makroekonomi yang positif.
Logam industri lainnya di kompleks LME juga bertumbangan. Nikel tergelincir 3,3% menjadi USD19.090 per ton, timah ambles 5,6% menjadi USD32.550, aluminium melorot 1,7% menjadi USD2.624 seng (zinc) menyusut 1,6% menjadi USD2.786 dan timbal (lead) melemah 1% menjadi USD2.149.
Aluminium tunai LME diperdagangkan dengan harga premi USD27,09 per ton atas kontrak tiga bulan, premi tertinggi sejak Juni tahun lalu, yang menunjukkan terbatasnya pasokan jangka pendek.
Begitu pula dengan logam dasar di bursa berjangka Shanghai. Timah merosot 8,8% menjadi 254.710 yuan per ton, aluminium turun 1,9% menjadi 20.175 yuan, timbal melorot 2,7% menjadi 16.805 yuan, nikel anjlok 2,2% menjadi 141.590 yuan dan seng berkurang 2% menjadi 22.275 yuan. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM
